OMAYRA SANCHEZ GARZON Kisah dibalik foto tragis seorang anak yang tubuhnya tersangkut puing dan terendam air selama lebih dari 60 jam
Omayra sedang berkumpul dengan ayah, saudara laki laki, dan bibinya malam itu saat tiba tiba saja lahar menerjang rumahnya. Omayra tertimpa reruntuhan rumah dan terendam air hingga ke dadanya. Saat petugas evakuasi datang beberapa jam pasca bencana, Omayra saat itu sadar dan selamat. Namun saat petugas mencoba menariknya keluar, mereka sadar ada sesuatu yang salah.
Tubuh bagian bawah Omayra ternyata tersangkut oleh material rumah dan banjir lahar. Mirisnya, posisi kakinya dalam keadaan tertetuk sehingga dengan keterbatasan peralatan, mustahil bisa mengeluarkan Omayra kecuali jika kakinya dipotong. Akhirnya para relawan meletakkan sebuah kayu untuk tempat Omayra berpegangan dan menjaganya agar tidak tenggelam. Saat itu Omayra masih riang. Pada beberapa rekaman, terlihat ia sedang bernyanyi bersama relawan untuk menjaga kesadarannya.
Ketika petugas penyelam datang dan memeriksa, ternyata selain puing bangunan, jenazah bibinya juga berada diantara kedua kaki Omayra. Petugas saat itu gagal utk menyingkirkan keduanya.
Para relawan tau tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain berharap pada keajaiban. Mereka hanya bisa menjaga Omayra tetap sadar, memberinya minum, makan, dan sesekali menyiramkan air bersih di wajahnya. Pada hari ketiga, Omayra mulai berbicara ngelantur dan berhalusinasi. Ia mengatakan tidak mau terlambat ke sekolah, dan akan ujian matematika.
Omayra akhirnya meninggal pada 16 November setelah lebih dari 60 jam terendam. Ia mengalami hipotermia dan kelelahan. Kulitnya menghitam dan keriput akibat lama di dalam air. Bola mata dan kantung matanya juga menghitam. Ia meninggal dalam keadaan masih tersangkut dan terendam air. Foto foto terakhir Omayra kemudian tersebar dan membuatnya dikenang hingga sekarang.
